Jumat, 19 Desember 2014

SEMAR



Dalam dunia pewayangan tak asing dengan tokoh punokawan yaitu semar. Semar atau ki lurah Semar Bodranaya atau Nayantaka. Secara javanologi Semar = Haseming samar samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Sedangkan Badranaya (Badra= rembulan Naya=­wajah) serta Nayantaka (naya=wajah taka=pucat). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik".
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwodoso/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sangkuncung = sebagai kepribadian pelayan.Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat". Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.
Ki semar tak lain dalam konteks kepercayaan jawa adalah ki Sabdopalon dan ki Nayagenggong yang merupakan Bapak atau Dahyang-nya manusia Jawa. Semar mewakili watak yang sederhana, tenang, rendah hati, tulus, tidak munafik, tidak pernah terlalu sedih dan tidak pernah tertawa terlalu riang. Keadaan mentalnya sangat matang, tidak kagetan dan tidak gumunan. Ki Lurah Semar bagaikan air tenang yang menghanyutkan, di balik ketenangan sikapnya tersimpan kejeniusan,  ketajaman batin,  kaya pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan. Semar memperlihatkan bahwa pemenuhan kewajiban kewajiban batapapun beratnya akhirnya selalu mernghasilkan berkat.
Selain itu sosok Semar dalam wewayangan  lakon perang Brantayuda Jayabinangun sebagai orang yang mengasuh para Pandawa dan kedudukannya sejajar dengan Basudewa Kresna. Serta Sosok Semar juga hadir sebagai pengasuh/ momong Sri Rama Candra. Dalam kisah Ramayana Semar berperan sebagai Guru bagi Rama salah satu ajaran yang diajarkan oleh Semar oleh Rama adalah Serat Wahyu Makutha Rama atau Hasta Brata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar