Tokoh Bima atau Werkudara dalam wayang dikenal sebagai kesatria
yang mengenakan kampuh (sejenis pakaian): poleng bang bintalu
yang memiliki empat macam warna yaitu merah, kuning, putih, dan hitam. Catur
warna ini ditemukan Tugu Wasesa sesudah masuk kedalam tubuh Sang Dewata. Warna
warna ini melambangkan nafsu yang sekaligus juga melambangkan empat unsur (anasir):
api, tanah, udara, dan air.
Gejolak nafsu hitam
yang berasal dari anasir tanah atau nafsu aluamah yang cenderung hanya
mengejar makan dan tidur dapat diasumsikan seperti perilaku hewan. Jika nafsu
aluamah tidak terkendali akan menutup rahsa, sehingga keseimbangan
dunia terganggu. Orang seperti ini memiliki sifat “kurang deduga lawon
prayoga.
Gejolak nafsu
merah berasal dari anasir api atau nafsu
amarah yang cenderung ingin menang sendiri, angkuh, meremehkan orang lain
dan ketika kalah merasa tersinggung dan mudah marah. Orang seperti ini memiliki
sifat adigang adigung adiguna disimbolkan perilaku kijang (adigang)
yang mengandalkan kegesitan melompat, gajah (adigung) yang mengandalkan
besar tubuhnya dam ular (adiguna) yang mengandalkan kemujaraban bisa
racunnya. Hanya sabarlah yang mampu
menghancurkan nafsu amarah ini.
Gejolak nafsu kuning berasal
dari anasir angin atau nafsu supiah yang cenderung mengagungkan
kemewahan, bangga berhias dan nafsu ini termasuk besar terutama terkait dengan
seks. Nafsu ini sering menggelincirkan orang kejurang kesengsaraan. Nafsu ini
seakan tidak pernah pudar dan sebagi penghias hidup.
Gejolak nafsu putih berasal
dari anasir air atau nafsu mutmainah. Nafsu ini berwarna putih, menuju
kearah kesucian hidup dan selalu berpusat pada Dzating Pangeran. Nafsu ini yang
hendak menggiring manusia menuju kesentral kosmos yaitu roh ilahi
sebagai penjelmaan Dzat Suci yang membimbing nafsu lain.
Di dalam lakon Dewarunci dikisahkan bahwa Tuguwasesa berhasil
bertemu Dewaruci karena telah berhasil melepaskan rintangan yang berupa nafsu
nafsu dan yang melilit dirinya sendiri seperti seekor naga raksasa dengan
senjatanya kuku panca kenaka.
Susunan sifat manusia dan
alam dikuasai oleh lima unsur asasi: empat yang padu dalam yang kelima (keblat
papat kelimo pancer moncopat). pandangan filsafat wayang, kosmos diyakini
memiliki empat kiblat (selatan, barat, utara, timur) dan satu sebagai pusat.
Masuknya Werkudara atau Tuguwasesa ke tubuh Dewa Ruci melambangkan warangka
manjing curiga. Werkudara adalah lambang atau gambaran badan wadhag
yang masuk ke badan alus (DewaRuci). Werkudara sebagai warangka
mampu melakukan penghayatan ghaib masuk ke curiga (sukma), sehingga
menemukan keadaan awang awung yaitu keadaan yang tidak jelas arahnya,
yang ditemukan hanya ketentraman. Dalam penggambaran mistik Werkudara yang
mampu menemukan kang sinembah (guru sejati) demikian sebagai
refleksi kemanunggalan dengan Tuhan yang membutuhkan perjuangan
spiritual.
Tuhan dalam pewayangan memiliki sebutan bermacam macam yang umumnya
menggambarkan sifat-Nya, seperti Sang Hyang Taya, Sang Hyang Manon, Sang
Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal. Tuhan juga tidak dapat dibayangkan
seperti apapun: dzat kang tan keno kinoyongopo, cedhak tan senggolan, adoh
tan wengenan.
Pada proses sangkan paran,
ketika raga harus manjing ke suksma, mestinya dalam keadaan seperti saat
terjadi saat terjadi wisikan ananing dzat (pleting dzat suci). Kepaduan kawula-Gusti
dapat terjadi manakala hati manusia dalam keadaan suci. Upaya manusia untuk
selalu manunggal dalam keadaan suci, jernih, bersih, ketika menuju sangkan
paraning dumadi adalah cermin keafiran leluhur yang disebut budi luhur.
Kemanunggalan adalah suasana batin yang hakiki yang sulit dijelaskan, tetapi
yang paling esensi adalah mengarah pada pencapaian “titik nol” suwung tetapi
berisi. Kondisi ini merupakan kebenaran mutlak[1].
Dalam penyebaran agama Islam, dakwah
ini lebih menyadarkan kepada umat untuk senantiasa sadar bahwa siapa yang
menciptakan kita semua, didunia ini untuk apa dan bagaimana setelah kehidupan
setelah mati. Nilai tasawuf sangat melekat dan mencoba memberikan bimbingan
agar tidak terjerumus gelamor dunia sehingga meninggalkan kehidupan yang kekal
diakhirat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar